Ngider Nusantara

Lebih dari sekadar wisata – menyelami budaya, tradisi, dan kehangatan masyarakat Indonesia melalui mata seorang penjelajah.

Tentang Saya

Halo, salam kenal! Nama saya Budi Wijaya, dan saya adalah penulis di balik blog perjalanan “Ngider Nusantara”. Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa seorang blogger Indonesia seperti saya begitu terpesona dengan Chile, sebuah negara yang letaknya di ujung benua Amerika Selatan? Ceritanya panjang, dan saya senang bisa berbagi perjalanan hidup saya yang membawa saya jatuh cinta pada negeri panjang ini.

Awal Mula Perjalanan

Perkenalan saya dengan Chile dimulai sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika saya masih bekerja sebagai konsultan tambang di Jakarta. Waktu itu, perusahaan tempat saya bekerja mengirim saya ke Copiapó untuk mempelajari teknik ekstraksi tembaga di Gurun Atacama. Jujur saja, awalnya saya menganggap ini hanya sebagai tugas kerja biasa. Siapa sangka, perjalanan bisnis selama tiga bulan itu justru mengubah hidup saya selamanya.

Hari pertama tiba di Santiago, saya langsung terpukau oleh pemandangan Pegunungan Andes yang menjulang tinggi. Udara yang sejuk, arsitektur kolonial yang masih terawat, dan kehangatan penduduk lokal membuat saya merasa seperti menemukan rumah kedua. Tapi yang benar-benar membuat saya jatuh hati adalah ketika saya pertama kali melihat matahari terbenam di Gurun Atacama. Langit berubah menjadi kanvas raksasa dengan gradasi warna yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya.

Dari Konsultan Tambang Menjadi Travel Blogger

Setelah kembali ke Indonesia, saya tidak bisa berhenti memikirkan Chile. Setiap akhir pekan, saya habiskan untuk membaca tentang sejarah, budaya, dan keindahan alam negara itu. Saya mulai mengumpulkan tiket pesawat murah dan menggunakan cuti tahunan saya untuk kembali ke Chile, kali ini bukan untuk urusan bisnis, melainkan murni untuk menjelajah.

Perjalanan kedua saya ke Chile berlangsung selama dua minggu. Kali ini saya memutuskan untuk mengunjungi Pulau Paskah atau Rapa Nui. Sebagai orang Indonesia yang terbiasa dengan kepulauan, saya merasa ada kedekatan spiritual dengan pulau vulkanik ini. Melihat patung-patung Moai yang berdiri kokoh menghadap lautan, saya teringat pada candi-candi kuno di Jawa. Ada sesuatu yang universal dalam cara manusia mengekspresikan spiritualitas mereka, terlepas dari jarak geografis yang memisahkan.

Di sinilah ide untuk memulai blog “Ngider Nusantara” muncul. Nama “ngider” dalam bahasa Jawa berarti berkeliling atau berjalan-jalan, sementara “nusantara” merujuk pada kepulauan Indonesia. Meskipun nama blog ini berbau Indonesia, fokus utama saya adalah memperkenalkan Chile kepada pembaca Indonesia. Saya ingin menunjukkan bahwa dunia ini tidak sebesar yang kita kira, dan keindahan alam serta kekayaan budaya bisa ditemukan di mana saja.

Menjelajahi Chile dari Utara ke Selatan

Selama tujuh tahun terakhir, saya telah mengunjungi Chile sebanyak dua belas kali. Setiap kunjungan berlangsung antara tiga minggu hingga dua bulan, tergantung pada proyek penulisan yang sedang saya kerjakan. Saya telah menjelajahi negara ini dari Gurun Atacama di utara hingga Patagonia di selatan, dari Samudra Pasifik di barat hingga puncak-puncak Andes di timur.

Perjalanan paling berkesan adalah ketika saya menghabiskan lima minggu di Patagonia Chile. Saya memulai dari Punta Arenas, kota terakhir sebelum Antartika, dan perlahan-lahan menyusur ke utara melalui Torres del Paine, Puerto Natales, dan berbagai estancia (peternakan) tradisional. Di sini saya belajar tentang kehidupan gaucho, pengembala ternak yang hidup di padang rumput luas Patagonia. Mereka mengajarkan saya tentang ketahanan hidup, kesederhanaan, dan bagaimana hidup selaras dengan alam.

Salah satu momen yang tak akan pernah saya lupakan adalah ketika saya terjebak badai salju selama tiga hari di kawasan Torres del Paine. Saya terpaksa berlindung di refugio (pondok gunung) bersama dengan para pendaki dari berbagai negara. Selama tiga hari itu, kami berbagi cerita, makanan, dan kehangatan. Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa petualangan sejati bukan hanya tentang mencapai puncak gunung atau melihat pemandangan indah, tetapi juga tentang koneksi manusiawi yang terbentuk dalam situasi tak terduga.

Mengapa Chile Begitu Istimewa

Banyak orang bertanya mengapa saya memilih Chile sebagai fokus utama blog saya. Jawabannya sederhana: Chile adalah laboratorium alam yang luar biasa. Dalam satu negara, Anda bisa menemukan gurun terkering di dunia (Atacama), gletser yang masih aktif (Campo de Hielo Sur), hutan hujan valdivian yang langka, dan steppe Patagonia yang luas. Keanekaragaman ini menciptakan ekosistem unik yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

Selain itu, Chile memiliki sejarah yang kaya dan kompleks. Dari peradaban kuno suku Mapuche, kolonisasi Spanyol, hingga era modern dengan tokoh-tokoh seperti Salvador Allende dan Augusto Pinochet, negara ini telah melalui berbagai transformasi yang membentuk identitas nasionalnya. Sebagai seorang Indonesia yang juga memiliki sejarah kolonial yang panjang, saya merasa ada kemiripan dalam perjuangan kedua bangsa untuk menemukan jati diri mereka.

Metodologi Penulisan dan Riset

Setiap artikel yang saya tulis di “Ngider Nusantara” merupakan hasil dari riset mendalam dan pengalaman langsung. Saya tidak pernah menulis tentang tempat yang belum pernah saya kunjungi sendiri. Proses penulisan saya biasanya dimulai dari fase eksplorasi, di mana saya menghabiskan waktu beberapa hari hingga seminggu di setiap lokasi yang akan saya tulis.

Saya selalu membawa journal perjalanan di mana saya mencatat detail-detail kecil yang mungkin terlewat oleh wisatawan biasa: aroma udara di pagi hari, suara burung-burung lokal, tekstur batu vulkanik, atau rasa wine yang diproduksi di vineyard tertentu. Detail-detail inilah yang kemudian membuat tulisan saya berbeda dari panduan wisata konvensional.

Selain observasi langsung, saya juga melakukan wawancara dengan penduduk lokal. Beberapa narasumber tetap saya di Chile antara lain Carlos, seorang guide di Torres del Paine yang telah bekerja di sana selama dua puluh tahun; María, pemilik hosteria di Puerto Varas yang merupakan keturunan imigran Jerman; dan Jorge, seorang winemaker di Maipo Valley yang keluarganya telah memproduksi wine selama empat generasi.

Wawancara-wawancara ini memberikan perspektif autentik yang tidak bisa didapat dari buku panduan atau website resmi. Mereka berbagi cerita tentang perubahan iklim yang mempengaruhi industri wine, dampak overtourism di beberapa destinasi populer, atau tradisi lokal yang mulai terancam punah. Informasi ini kemudian saya integrasikan ke dalam artikel saya untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif kepada pembaca.

Tantangan dan Pembelajaran

Menjadi travel blogger yang fokus pada satu negara tertentu memiliki tantangan tersendiri. Salah satu kritik yang sering saya terima adalah mengapa saya tidak menjelajahi negara lain atau bahkan fokus pada Indonesia saja. Pertanyaan ini wajar, tetapi saya percaya bahwa dengan mendalami satu destinasi secara intensif, saya bisa memberikan value yang lebih besar kepada pembaca.

Chile mungkin hanya satu negara, tetapi keanekaragamannya setara dengan seluruh benua. Setiap region memiliki karakteristik unik yang membutuhkan pemahaman mendalam. Misalnya, untuk benar-benar memahami budaya wine Chile, saya perlu mempelajari sejarah imigrasi Prancis dan Italia, memahami pengaruh iklim Mediterania, dan bahkan belajar sedikit tentang soil science. Semua pengetahuan ini tidak bisa didapat dalam kunjungan singkat.

Tantangan lain adalah bahasa. Meskipun saya sudah belajar bahasa Spanyol selama bertahun-tahun, dialek Chile cukup unik dan sulit dipahami bahkan bagi penutur Spanyol dari negara lain. Mereka menggunakan banyak chilenismo (slang lokal) yang tidak diajarkan di kelas bahasa. Butuh waktu bertahun-tahun sebelum saya benar-benar nyaman berkomunikasi dengan penduduk lokal tanpa hambatan bahasa.

Dampak dan Pencapaian

Setelah tujuh tahun menulis blog “Ngider Nusantara”, saya bangga melihat dampak positif yang telah tercipta. Blog saya telah dibaca oleh lebih dari 500,000 pengunjung unik, dengan sekitar 60% di antaranya adalah orang Indonesia yang kemudian memutuskan untuk mengunjungi Chile. Beberapa pembaca bahkan menghubungi saya langsung untuk meminta saran itinerary atau rekomendasi akomodasi.

Saya juga telah berkolaborasi dengan Chilean Tourism Board dalam beberapa kampanye promosi untuk pasar Asia Tenggara. Pada tahun 2022, saya diundang sebagai keynote speaker di seminar “Sustainable Tourism in South America” yang diselenggarakan di Universidad de Chile. Pengalaman ini membanggakan sekaligus mengingatkan saya akan tanggung jawab sebagai content creator untuk mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab.

Salah satu pencapaian yang paling bermakna bagi saya adalah ketika saya membantu seorang pembaca, Sari dari Bandung, yang ingin melakukan honeymoon di Chile tetapi memiliki budget terbatas. Saya memberikan itinerary detail dan bahkan menghubungkannya dengan beberapa contact lokal saya. Setahun kemudian, dia mengirim email berterima kasih dan foto-foto pernikahan mereka dengan latar belakang Torres del Paine. Momen seperti inilah yang mengingatkan saya mengapa saya memulai blog ini.

Visi untuk Masa Depan

Ke depannya, saya ingin memperluas cakupan “Ngider Nusantara” tanpa kehilangan fokus utama pada Chile. Saya sedang merencanakan seri artikel tentang perbandingan budaya Indonesia-Chile, mengeksplorasi kesamaan dalam tradisi kuliner, musik, dan nilai-nilai sosial kedua negara. Proyek ini menarik karena meskipun terpisah oleh Samudra Pasifik, ternyata ada banyak kesamaan yang mengejutkan.

Saya juga sedang menulis buku tentang perjalanan spiritual saya di Chile, yang rencananya akan diterbitkan tahun depan. Buku ini akan menggabungkan elemen travel writing, memoir personal, dan observasi budaya. Saya berharap buku ini bisa menginspirasi lebih banyak orang Indonesia untuk berani menjelajahi dunia dan menemukan perspektif baru tentang kehidupan.

Selain itu, saya berencana untuk meluncurkan program mentorship bagi travel blogger pemula yang ingin fokus pada destinasi tertentu. Berdasarkan pengalaman saya, specialization adalah kunci untuk membangun authority dalam dunia travel blogging yang semakin kompetitif.

Pesan untuk Pembaca

Jika ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada pembaca “Ngider Nusantara”, itu adalah bahwa traveling bukan hanya tentang mengumpulkan foto untuk media sosial atau mencentang bucket list. Traveling sejati adalah tentang membuka diri terhadap pengalaman baru, mempertanyakan asumsi-asumsi yang selama ini kita pegang, dan membangun empati terhadap cara hidup yang berbeda.

Chile telah mengajarkan saya tentang ketahanan, keindahan, dan kompleksitas kehidupan manusia. Setiap perjalanan ke sana selalu membawa pulang pelajaran baru, baik tentang negara itu sendiri maupun tentang diri saya. Saya berharap melalui tulisan-tulisan saya, pembaca juga bisa merasakan sedikit dari keajaiban yang saya alami.

Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan saya. Mari terus menjelajah, belajar, dan tumbuh bersama melalui “Ngider Nusantara”. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Salam hangat dari Santiago,
Budi Wijaya
Founder & Writer, Ngider Nusantara